Jumat, 17 Mei 2013

Keterampilan Fasilitasi


Fasilitasi merupakan salah satu tehnik dalam pelatihan yang dapat dipilih dari berbagai tehnik yang ada.  Tehnik fasilitasi cocok untuk orang dewasa karena didasarkan pada pengalaman hidup orang dewasa.  Pengalaman ini sangat berharga bagi peserta maupun fasilitator karena itu peran fasilitator adalah menggali pengalaman-pengalaman peserta sehingga bermanfaat baik bagi peserta bahkan bagi fasilitator sendiri.  Ketrampilan fasilitator menggali pengalaman dari peserta inilah yang disebut keterampilan fasilitasi.

Chrisogonus D. Pramudyo dalam bukunya “Cara Pinter Menjadi Trainer” memberikan tips bagi fasilitator agar fasilitasi menjadi efektif.

Meminimalkan Jarak
Fasilitator perlu meminimalkan jarak antara peserta dengan peserta maupun antara peserta dengan fasilitator.  Jarak dapat dibedakan menjadi jarak fisik dan jarak mental.  Jarak fisik terjadi karena peserta dan fasilitator dipisahkan oleh benda-benda yang ada di ruang pelatihan misalnya meja dan kursi. Benda-benda ini membuat interaksi peserta dan fasilitator menjadi terhalang.  Sebaiknya benda-benda ini dihilangkan sehingga tidak ada jarak antara fasilitator dan peserta.  Kalaupun harus ada meja dan kursi maka bentuk terbaik adalah “U” atau “V”.  Jarak mental adalah ketegangan atau beban mental yang dialami oleh peserta. Beban mental ini menghambat proses fasilitasi.  Untuk itu fasilitator perlu mengusahakan agar suasana menjadi rileks dan tidak formal. Salah satu cara mengatasinya adalah fasilitator sering mendekati peserta dan memberikan pertanyan untuk berkomunikasi.  Dengan sering mendekati peserta maka peserta akan merasa dihargai dan diperhatikan.

Keterampilan Mengamati
Keterampilan ini diperlukan oleh fasilitator untuk mengetahui respon peserta terhadap jalannya pelatihan.  Respon peserta berbeda-beda, ada yang antusias ada juga yang merasa bosan.  Bila fasilitator mengetahui respon peserta maka fasilitator dapat memutuskan apakah meneruskan pelatihan dengan metode yang sedang dijalankan atau merubah metodenya.  Mengamati respon peserta dapat dilakukan dengan memperhatikan bahasa tubuh peserta, misalnya peserta tersenyum tenang berarti senang, mendadak membuka mata berarti kejutan yang menyenangkan, mata mengangkat bahu berarti tidak perduli, menopang kepala berarti bosan, badan condong kedepan berarti antusias.

Melibatkan Peserta
Bertanya kepada peserta adalah salah satu cara untuk melibatkan peserta sekaligus untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta. Bila memberikan pertanyaan maka usahakan pertanyaan adalah tentang hal yang sudah dipelajari dan bertanyalah untuk maksud membuat peserta berfikir bukan untuk memperdaya. Kemampuan melibatkan peserta sangat penting bagi keberhasilan fasilitasi karena tehnik fasilitasi sebenarnya tentang melibatkan peserta pada jalannya pelatihan.

Menyimak
Untuk bisa menananggapi peserta dengan tepat maka perlu diperhatikan apakah yang disampaikan pertanyaan atau pernyataan.  Untuk itu fasilitator harus sungguh-sungguh mendengarkan peserta.  Mendengarkan dengan sungguh-sungguh ini kita sebut dengan keterampilan menyimak.  Pedoman agar memiliki keterampilan menyimak adalah siapkan diri secara mental dengan sungguh-sungguh memiliki niat untuk mendengarkan, lakukan kontak mata, membuat catatan agar tidak lupa apa yang disampaikan peserta, mengajukan pertanyaan untuk memperjelas hal yang belum dimengerti, jangan cepat-cepat membuat asumsi biarkan peserta sampai selesai berbicara dan mengungkapkan kembali untuk memastikan bahwa fasilitator memiliki pemahaman  yang sama dengan peserta.

Menanggapi Pertanyaan
Menanggapi pertanyaan peserta dapat dilakukan dengan pilihan alterntif berikut, jawablah pertanyaan secara langsung apabila anda mengetahui jawabannya, mintalah tanggapan dari peserta lain atau dari si penanya, tundalah jawaban anda apabila pertanyaan tersebut tidak sesuai dengan pokok pembahasan atau bila jawabannya ada pada pembahasan berikutnya.

Menanggapi Jawaban
Bila jawaban peserta salah tetaplah menghargai usaha peserta untuk menjawab dan mintalah jawaban dari peserta lain. Misalnya dengan mengatakan “emm…bukan itu yang saya maksudkan apakah yang lain ada yang punya pendapat?”.
Bila jawaban peserta kurang tepat, hargailah pendapat itu dan mintakan agar ia memberikan penjelasan tambahan.  Bila jawaban peserta tepat maka hargailah jawaban itu dengan memberikan pujian.

Selamat memfasilitasi.

Nelson F. Saragih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar